Berikut adalah contoh-contoh bad design pada desain logo:
1.
Sebenarnya kesalahan dari logo ini sudah terlihat dari kesalahan pemilik dari pemilihan nama. Mungkin maksud pemilihan nama tersebut untuk membuat kesan berbeda dengan salon yang lain. tetapi jika dipikir baik-baik, pemilihan nama tersebut berakibat fatal bagi minat konsumen. Pada akhirnya, jika orang melihat dari nama tersebut terlebih melihat logo tengkorak yang terlihat “berbahaya” maka akan orang berpikir kembali untuk masuk ke salon itu. Karena orang datang ke salon untuk memanjakan diri nya, bukan untuk membahayakan dirinya, sehingga logo ini dianggap bad design dikarenakan dari pemilihan nama dan logo saja sudah salah tidak sesuai dengan tema yang di inginkan (dimana salon seharusnya menjadi tempat memanjakan diri, tetapi disini malah terlihat seperti membahayakan diri sendiri).
Seharusnya pemilihan nama dan logo salonnya berupa sebuah nama dan logo yang sesuai dengan kegunaan dari salon tersebut yaitu tempat untuk memanjakan diri, bukan nama dan logo yang justru malah membuat konsumen kabur dan tibak mau datang ke salon tersebut.
2.
Ketika melihat nama nya, bisa dilihat ini mungkin sebuah studio design grafis yang menerima desain dengan detail yang lengkap. Tapi ketika anda melihat logo nya, maka akan ada keraguan dalam diri anda, karena logo nya sama sekali tidak mencerminkan kedetailan dan malah hanya sebuah gambar yang tidak lengkap. mungkin pembuatan logo tersebut dimaksudkan bahwa mereka dapat “melengkapi desain anda yang tidak sempurna menjadi lebih mendetail” tapi tidak semua orang akan berpendapat seperti itu, kebanyakan orang malah akan berpikiran bahwa mereka tidak kompeten karena dari desain mereka saja sudah tidak mendetail.
Seharusnya pemilihan logo nya berupa sebuah desain mobil yang memang didesain dengan detail yang sempurna, sehingga lebih mencerminkan apa yang sebenarnya ingin di”tonjolkan” dalam nama logo tersebut dan dapat lebih meyakinkan orang yang melihatnya.
3.
“doughboys” atau bocah adonan. Nama tersebut bermaksud bahwa spesialisasi mereka adalah makanan yang proses pembuatannya memerlukan proses pengadonan, seperti pizza atau panini. Logo nya sendiri bermaksudkan “arah pergerakan dalam adonan” tapi disitulah kesalahan fatalnya. Logo arah pergerakan adonan tersebut malah sekilas terlihat seperti organ vital pria. Walau tidak semua nya berpikir seperti itu, tetap saja beberapa orang akan menyadari nya dan akan memberikan kesan buruk.
Sebaiknya desainnya berupa gambar seorang laki-laki yang sedang memegang mangkuk adonan atau rollan adonan. Sehingga tidak menimbulkan efek kesalah pahaman.
4.
VSU (Victim Service Unit) sendiri merupakan unit kepolisian yang memang khusus menangani para korban kejahatan. Hanya saja dalam pemilihan desainnya, sangat tidak cocok sekali dengan pekerjaan yang dilakukan unit tersebut. Desain tersebut malah terlihat seperti sebuah logo toko elektronik atau toko penjual lampu-lampu dibanding sebuah unit kepolisian.
Seharusnya desainnya lebih terlihat tegas, dan benar-benar menampilkan sosok kepolisian yang siap menangani para korban dari kasus kejahatan, disertai nomor darurat yang bisa dihubungi oleh korban kejahatan sehingga unit tersebut dapat berjalan sebagai mana harusnya.
5.
Kesalahan dalam desain logo ini sangat simpel tapi sangat berbahaya, masalah spasial. Mungkin beberapa orang akan meremehkan masalah kesalahan spasial, tapi kesalahan tersebut merupakan kesalahan fatal. Kesalahan spasial saja dapat menyebabkan perubahan nama, atau maksud sebenarnya dari logo tersebut. Maksud dari logo ini adalah Kids Exchange, yang merupakan tempat penitipan anak, namun karena kesalahan spasial tersebut orang-orang bisa membaca itu menjadi Kid Sex Change yang dapat membuat orang berpikiran itu merupakan tempat mesum, bukan tempat penitipan anak.
Jadi perlunya pemerhatian dalam spasial itu sangatlah penting dan tidak boleh dianggap remeh.